
CEO dan Founder Alvara Research Center, Hasanuddin Ali, mengatakan tren elektabilitas kedua pasangan itu tidak mengalami perubahan yang signifikan dari waktu ke waktu. Ia mengatakan tingkat keterpilihan keduanya naik tipis seiring dengan jumlah undecided voters yang menurun menjadi 10,6 persen.
"Survei-survei sebelumnya selisih elektabilitas kedua paslon cenderung tak berubah. Saat ini pemilih sudah makin mengkristal menentukan pilihan, ini juga terlihat dari tingginya pemilih yang tak berubah pilihan," kata Hasanuddin di hotel Oria, Jakarta Pusat, Jumat 11 Januari 2019.
Survei digelar pada 11-24 Desember 2018 dengan melibatkan 1.200 responden yang memiliki hak pilih di seluruh provinsi di Indonesia. Metode yang digunakan ialah multistage random samplingdengan wawancara responden. Rentang margin of error sebesar 2,88 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Sebelumnya dalam survei internalnya kubu Prabowo mengklaim elektabilitas calon presiden dari Partai Gerindra itu hanya terpaut empat persen. Juru bicara BPN, Dahnil Anzar, merujuk pada hasil Survei internal Koalisi Indonesia Adil Makmur, mengatakan hal ini dimungkinkan karena saat ini terjadi gelombang massa pendukung ganti presiden.
Dahnil mengklaim, tingkat keterpilihan Prabowo naik 15 persen akibat adanya gelombang ini. "Sehingga saat ini total elektabilitas Prabowo - Sandiaga secara nasional hampir mencapai angka 45 persen," kata Dahnil pada 20 Desember 2018 lalu.
No comments:
Post a Comment