Beberapa hari ini viral foto yang menunjukkan tebing di Pura Luhur Uluwatu retak. Menanggapi gambar tersebut, Manajer Pengelola Objek Wisata Kawasan Luar Pura Uluwatu, I Wayan Wijana mengatakan gambar itu tidak sesuai dengan kondisi yang terjadi saat ini.
"Kami lihat sendiri di lapangan. Kondisi sebenarnya tidak sesuai dengan apa yang terlihat di foto yang viral itu," ujar I Wayan Wijana di Badung, Bali, Rabu 9 Januari 2019. Di foto tersebut, menurut dia, tumbuhan di tebing tampak kering. Sedangkan kondisi saat ini, tebing ditumbuhi pepohonan yang subur secara alami
"Foto tebing retak yang viral itu tidak cocok dengan keadaan sekarang," ucap I Wayan Wijana. "Kebetulan juga sekarang musim hujan, banyak tumbuh pohon di sisi tebing."
Meski begitu, I Wayan Wijana menjelaskan masalah tebing retak di Pura Luhur Uluwatu benar terjadi dan sudah diketahui sejak dulu. "Sekitar tahun 1992, menurut pengamat terjadi penurunan yang tidak signifikan. Sekitar satu milimeter dan sudah koordinasi dengan pihak puri," katanya.
Sebagai langkah antisipasi, pengelola objek wisata kawasan luar Pura Uluwatu mengatur pola persembahyangan saat pelaksaan ritual Piodalan di Pura tersebut. "Kami minimalkan umat yang bersembahyang di dalam. Untuk persembahyangan dilakukan di Jaba Tengah Pura, di dalam hanya upacaranya saja. Untuk mengatur jumlah umat yang bersembahyang, kami juga telah menggunakan sistem kartu," ujar Wayan Wijana.
Petugas objek wisata kawasan luar Pura Uluwatu juga melarang wisatawan dan pengunjung selain umat yang akan bersembahyang untuk masuk kawasan Pura. "Pura Uluwatu memang merupakan ikon wisatanya. Namun kami melarang wisatawan masuk ke pura dan yang kami tawarkan untuk pariwisata adalah kawasan luar Pura Uluwatu. Jadi keretakan ini juga tidak akan banyak berpengaruh pada sektor pariwisata," ujarnya.
Terkait keretakan tebing tersebut, menurut Wayan Wijana, setiap tahun ada evaluasi yang dilakukan oleh pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Badung. Ada pula masterplan penataan kawasan Uluwatu yang telah dirancang.
"Di dalam masterplan termasuk penataan tebing retak itu. Nantinya selain keretakan juga akan dilakukan penguatan tebing," ujarnya. Selain itu, tembok di pinggir tebing akan dimundurkan kemudian dijadikan taman untuk mengantisipasi abrasi.
No comments:
Post a Comment